Hal-Hal Unik Pada Pilpres 2009

Juli 09, 2009

Sehari telah berlalu. Pilpres tahun 2009 telah berlangsung dengan cukup aman dan damai. Walupun ada beberapa kejadian yang terjadi, baik selama masa kampanye, masa persiapan, maupun selama pemungutan suara, secara umum pilpres telah berjalan lancar. Sebagai bangsa yang berdemokrasi sudah selayaknya kita sedikit bangga akan kesuksesan ini. Yah, lepas dari kekurangan-kekurangan yang terjadi. Saya terus mengikuti perkembangan penghitungan suara untuk setiap pasangan capres/cawapres lewat televisi. Nah, selama menonton ini, ada beberapa berita yang cukup unik yang terjadi selama pemungutan suara. Entah itu dari desain TPS yang unik, pakaian-pakaian anggota KPPS yang beda, atau tingkah polah para pemilih yang lucu sembari menunggu giliran nyontreng.

Ada-ada saja yang dilakukan oleh anggota KPPS (Komite Panitia Pemungutan Suara) untuk menarik minat warga untuk datang ke TPS untuk nyontreng. Dari mendesain TPS secara unik. Berpakaian yang berbeda dari lazimnya. Hingga dengan berkeliling kampung membangunkan warga untuk nyontreng. Hal ini dilakukan oleh para anggota KPPS di Desa Pabuaran, Kecamatan Purwokerto Utara, Banyumas. Mereka berkeliling kampung sambil memukul kentongan. Cukup kreatif bagi saya. Keunikan TPS 02 Pabuaran tak hanya dengan sajian rondanya. TPS pun mereka beri pernak-pernik khas dan menarik, syarat simbol. Di berbagai sisi, seperti tembok, bilik suara, dan tempat duduk pemilih mereka beri kitiran, atau kincir kecil. Lalu di depan ruang tunggu sudah menunggu tiga orang anak yang didandani mirip ketiga capres. Pakaian anggota KPPS juga beda. Mereka kompak mengenakan ikat kepala batik dan baju serba hitam. Ini semua inisiatif mereka sendiri. Selain untuk menarik minat warga, juga untuk menghibur warga sembari menunggu giliran.

Di TPS yang lain, lain lagi ceritanya. Seperti di TPS 11 Kampung Lebah Ngok, Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, anggota KPPS selain menyiapkan tinta untuk bukti telah nyontreng, mereka juga menyediakan cairan kunyit. Ini dilakukan karena ada warga yang merasa bahwa tinta bisa menghalangi keabsahan ibadah mereka. Lalu di TPS 3 RT 4 RW 1 Dusun Bongas, Desa Bongas, Kecamatan Pamanukan, Subang lain lagi. TPS dibuat bergaya sepakbola. Seluruh anggota KPPS memakai seragam sepakbola. Dan warga yang mendapat giliran nyontreng dipanggil dengan nama pemain bola terkenal di belakang nama asli mereka. Jadi kalo ada yang bernama Iyem maka akan dipanggil dengan nama Iyem Ronaldo. Heheheheh...... kreatif banget :D :D. Nah kalo di TPS 6 di dusun yang sama, anggota KPPS berpakaian ala orang-orang yang transgender. Jadi aggota pria berpakaian wanita dan yang wanita berpakaian pria. Selain itu TPS dihias dengan aneka buah-buahan yang digantung. Hmmm... kalo saya nyontreng di sana, mungkin saya ambil satu tuh buah buat oleh-oleh sehabis nyontreng. Lumayan 'kan. Hihihihi...... :p :P.

Hal yang berbeda terjadi di TPS 05 Desa Penidon Kecamatan Penidon Kabupaten Tuban. Tempat Pemungutan Suara mendadak dipindahkan karena ayah ketua KPPS yang rumahnya dijadikan tempat pemungutan suara tiba-tiba meninggal dunia. Nah loh... kok bisa kebetulan gitu ya! :t :t. Jadi dengan kesepakatan saksi, petugas KPPS dan Panitia Pemilihan Kecamatan dan Panitia Pengawas Kecamatan Plumpang, TPS dipindahkan ke tempat lain. Nah kalo TPS no 8 di Kelurahan Polowijen, Kecamatan Blimbing, Kota Malang menggunakan door price berupa perlengkapan dan kebutuhan sehari-hari, seperti handuk, sabun, piring, mangkuk, sendok, stoples tempat kue, juga gantungan baju untuk menarik minat warga untuk datang ke TPS dan tentunya nyontreng. Lalu ada juga di satu TPS seluruh anggota KPPS mengenakan pakaian ala almarhum Michael Jackson. Tapi di TPS berapa dan daerah pemilihan yang mana saya lupa. Lalu ada juga TPS yang menggelar pertunjukan teatrikal bertema anti-narkoba. Yang ini juga saya lupa TPS berapa dan daerah pemilihan mana. Intinya tiap-tiap TPS ingin menampilkan hal-hal yang berbeda dan unik untuk menarik minat wargat untuk nyontreng.

Sungguh kreatifitas yang patut kita hargai ditengah menurunnya antusias warga untuk ikut dalam pesta demokrasi ini. Hal ini dapat kita lihat dari masih tingginya angka golput yang tercatat ketika pileg yang lalu. Apalagi segala usaha yang telah dilakukan oleh anggota-anggota KPPS tersebut dilakukan dengan kemauan sendiri dan swadaya. Yah semoga saja presiden terpilih berikutnya bisa lebih bijak dan mampu membawa Bangsa Indoneia ke arah yang lebih baik. Dan sebagai warga negara yang baik pula sudah semestinya kita ikut serta menyukseskan pemilu.(*bb/brktm)

Artikel Terkait Dengan Kategori :



Share this article on :

0 comments:

Posting Komentar

Silakan bagi sahabat yang ingin berkomentar, memberi kritik, dan saran sebagai apresiasi dalam tulisan ini. Saya pribadi sangat menghargai dan menghormati apapun bentuk apresiasi yang sahabat berikan. Terima kasih!!

 
© Copyright 2009-2011 bliyanbayem All Rights Reserved.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.