Nangkil Ke Pura Luhur Uluwatu

Oktober 27, 2009

Pura Luhur Uluwatu.jpg
Hari Raya Galungan dan Kuningan telah berlalu dan sekarang menunggu lagi 6 bulan untuk kembali merayakannya. Khusus untuk Hari Raya Kuningan kali ini sedikit berbeda. Kalau biasanya sehabis sembahyang saya hanya tinggal di rumah atau berkunjung ke rumah kerabat dekat, Kuningan ini saya sembahyang ke Pura Uluwatu dengan sobat-sobat saya. Mungkin banyak sahabat blogger yang sudah tahu dan mengenal salah satu Pura terpenting di Bali ini. Tapi ada baiknya kita mengulas sedikit Pura Uluwatu ini sebelum saya bercerita tentang pengalaman saya nangkil (sembahyang-red) ke Pura Uluwatu.

Pura Uluwatu sendiri terletak di atas tebing curam pada ketinggian 97 meter di atas permukaan laut. Terletak di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali. Pura yang terletak di ujung barat daya pulau Bali di atas anjungan batu karang yang terjal dan tinggi serta menjorok ke laut ini merupakan Pura Sad Kayangan yang dipercaya oleh orang Hindu sebagai penyangga dari 9 mata angin. Pura ini pada mulanya digunakan menjadi tempat memuja seorang pendeta suci dari Abad 11 bernama Empu Kuturan. Beliau menurunkan ajaran Desa Adat dengan segala aturannya. Pura ini juga dipakai untuk memuja pendeta suci berikutnya, yaitu Dang Hyang Nirartha, yang datang ke Bali di akhir tahun 1550 dan mengakhiri perjalanan sucinya dengan apa yang dinamakan Moksah/Ngeluhur di tempat ini. Kata inilah yang menjadi asal nama Pura Luhur Uluwatu.

Pura Uluwatu.jpg
Mungkin dengan ketinggian segitu, jika kita melongok ke bawah akan terasa sedikit ngeri. Apalagi bagi anda yang phobia akan ketinggian. Wah, bisa langsung pingsan! Tapi hal ini akan sedikit terlupakan dengan suasananya yang sejuk karena sepoi-sepoi angin yang menyejukan serta panoramanya yang membuat mata dimanjakan dengan pemandangan Samudera Hindia yang membentang luas. Hmmm... jadi pengen ke sana lagi nih!

Pura Uluwatu.jpg
Ketika sampai di parkiran, suasananya memang sedikit panas. Maklum daerah Pecatu yang notabena daerah perbukitan batu kapur temperaturnya cukup panas. Tapi begitu kaki melangkah menanjaki tangga menuju halaman Pura Uluwatu, hmm... suasananya mejadi adem dan nyaman. Apalagi melihat tingkah polah para monyet yang ada di sana membuat perasaan damai. Sesekali terlihat beberapa monyet tersebut menjahili pengunjung Pura dengan mengambil barang bawaan mereka. Tentunya kita mesti ekstra hati-hati dengan kawanan ini. Salah-salah dompet, topi, atau kacamata bisa berpindah tangan.

Setelah selesai sembahyang, kami berlima tidak langsung meninggal area Pura. Mau menikmati sejuknya udara di Pura Uluwatu dulu. Apalagi bagi saya yang pertama kalinya nangkil ke Pura ini. Seumur-umur ini memang pertama kalinya saya bersembahyang ke Pura ini. Yah, sambil sesekali mengabadikan momen ini dengan kamera. Biar nanti ada sedikit kenang-kenangan. Apalagi ada turis korea yang cantik banget. Jadi kepengen lama-lama di sana. Hehehehehe..... :-) :-). Tapi teman saya yang lain pengen cepet-cepet mau ke Pantai Nyang-Nyang. Yah, jaraknya sih tidak begitu jauh dari Pura Uluwatu.

Papan peringatan di Pura Uluwatu.jpg
photo-bareng-monyet-di-uluwatu.jpg

Sejuknya udara di sana serasa seperti di atas awan. Pemandangan indah, kera-kera yang lucu, juga aura Pura yang sangat terasa memebuat tempat ini sangat cocok untuk tempat menenangkan diri dan laku spiritual. Tidak salah kalau dahulu Dang Hyang Nirartha memilih tenpat ini sebagai tempat beliau Mokhsa, menyatu dengan Sang Pencipta. Hmmmmm.... kapan lagi ya bisa ke sana lagi. Walau baru beberapa hari yang lalu, tapi saya sudah kangen ingin sembahyang di sana lagi.(*bb/mys)

Artikel Terkait Dengan Kategori :



Share this article on :

3 comments:

Hitler Jr. mengatakan...

Di bali sangat banyak pantai yang bagus.... Tapi sayangnya saya hanya pernah ke Sanur sama Kuta saja :f

bliyanbayem mengatakan...

@Mas Hitler Jr. : yah... lain kali mungkin ada waktu dan kesempatan mas... saya doain biar mas bisa ke Bali lagi!!

Seat Vacations mengatakan...

Bali emang ga ada matinya..keren bgtt..dari a sampe z semua eksotis.

Posting Komentar

Silakan bagi sahabat yang ingin berkomentar, memberi kritik, dan saran sebagai apresiasi dalam tulisan ini. Saya pribadi sangat menghargai dan menghormati apapun bentuk apresiasi yang sahabat berikan. Terima kasih!!

 
© Copyright 2009-2011 bliyanbayem All Rights Reserved.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.