Minggu

[Pic : http://carteblanchegreetings.com]
Hari minggu adalah hari paling saya tunggu. Apalagi kalau bukan karena Minggu adalah saatnya untuk mengistirahatkan badan dan pikiran dari segala kesibukan kerja dan rutinitas selama seminggu. Rasa lelah dan penat bisa lepas dengan sedikit olahraga pagi. Tapi tetap kegiatan rutin hari minggu pagi tidak bisa saya lepaskan. Mencuci pakaian kotor yang sudah menumpuk selama beberapa hari. Dan itu semua harus selesai hari itu juga. Kalau tidak, yah tentu jumlahnya akan bertambah lagi besok-besoknya. Bisa keteteran saya.

Nah, kalau mencuci telah tertuntaskan, lanjut dengan tugas berikutnya. Mengepel lantai yang debunya sudah setia melekat selama seminggu ini. Apalagi tadi malam sempat hujan. Dan kedua penjaga rumah saya, Doggy dan Johny, kalau sudah ada hujan pasti tidak mau diam. Terus aktif bergerak semalaman dan menebarkan bencana pada lantai rumah. Dan jadilah semua lantai kotor dengan jejak-jejak kaki mereka berdua. Ah, dasar anjing, bikin tugas saya makin berat saja.

Kalau rutinitas minggu pagi itu selesai, barulah saya bisa bersantai sedikit dengan membaca buku sambil jagain warung kelontong emak (Yah, ibu saya punya warung kelontong kecil-kecilan. Lumayan buat nambah-nambah uang dapur. Hehehehe....). Tapi kadang-kadang lagi asyiknya saya membaca dan memasuki dunia hayal yang ada dalam cerita, interupsi datang. Emak-emak yang mau membeli keperluan dapur datang menggangu. Yah, namanya pedagang yang baik, saya layani bak pelayan melayani raja. Seperti kata pepatah, "Pembeli adalah Raja". Tapi yang bikin kesal dari pepatah itu, emak yang datang itu cuma beli dua kotak kecil korek api seharaga 500 perak. Heheheheh.... raja mana yang punya duit cuma 500 perak. Sepertinya pepatah itu mesti sedikit diamandemen menajadi, "Pembali adalah Raja dengan duit yang banyak". Wakakakakakakkk.... biar dagangan emak saya cepet habis terjual. Dan rutinitas minggu ini saya lakukan dengan setia hingga matahari berpulang ke peraduannya.

Kalau matahari sudah condong ke barat, saatnya untuk menonton satu-satunya hiburan saya di Minggu sore. Anak-anak desa yang dengan riang bermain di jalan. Entah itu main bola, bulutangkis, kejar-kejaran, atau kucing-kucingan. Ada-ada saja kejadian lucu yang entah sengaja atau tidak dilakukan oleh mereka. Kadang-kadang juga terjadi sedikit konflik yang ujung-ujungnya berakhir dengan pertengkaran kecil sesama teman. Kalau sudah begitu, yah waktunya saya untuk turun tangan. Melihat mereka bermain bersama selalu membuat saya teringat akan masa kecil saya di desa tercinta ini. Dan kenangan itu selalu berulang setiap minggu sore.

Yah, begitulah hari minggu yang selalu saya jalani. Rutinitas pagi yang sama dan tetap, siang hari yang tentram tapi dengan sedikit interupsi, dan keriangan sore yang meluap dan tak terduga. Seperti semangat anak kecil yang berusaha untuk mengejar matahari. Melangkah bersama dengan riang tanpa memikirkan beban hidup. Yah, itulah Minggu bagi saya.