Mungkin banyak dari sahabat yang melihat atau mendengar berita akhir-akhir ini. Banyak terjadi aksi kerusuhan di beberapa wilayah di Indonesia. Misalnya yang lagi hangat, benturan antar dua kelompok warga di Tarakan, Kalimantan Timur, yang menyebakan beberapa orang meninggal dunia. Belum lagi kasus bentrokan antar kelompok di Jakarta. Yang di Jakarta ini gara-gara ksus di Blowfish gitu. Yah, mau blowfish kek, mau apa kek, bukan jadi alasan untuk membuat suasana rusuh yang tentunya menganggu kenyamanan masyarakat sekitar. Apalagi sampai ada kontak dengan senjata api segala. Buset dah, kemana pikirannya tuh orang-orang ya.
Masih jelas juga dalam ingatan kita kasus kerusuhan HKBP yang beradu urat dengan salah satu ormas Islam di Bekasi. Gara-garanya masalah pembangunan tempat ibadah. Karena kesalahpahaman dan kurangnya rasa pengertian antar umat akhirnya jadi saling pukul-pukulan. Buntutnya ya, beberapa orang terluka. Bahkan pendeta setempat kena tusuk senjata tajam. Buset dah, masalah gitu aja sampai mau membunuh orang. Kemana pikirannya tuh orang-orang ya.
Yang membuat saya heran, kenapa sebagai bangsa kita mudah sekali marah, terprovokasi oleh pihak lain. Kalau marah yang bener sih tidak apa-apa. Misalnya marah dengan tetangga yang mencuri pulau kita itu, nah pantas kita marah. Sekarang, masalah perbedaan pandangan sedikit saja sudah jadi rusuh. Lagian juga kok pemimpin kita sepertinya adem ayem saja. Terlambat sekali mengambil sikap dan tindakan. Apa mesti menunggu jatuh korban yang lebih banyak lagi ya?
Kalau hal-hal seperti ini terus berlanjut, lama-lama NKRI akan hilang. Terus apa nanti tanggung jawab kita sebagai penerus bangsa? Apa yang akan kita katakan kepada arwah para pejuang yang sudah berjuang keras memerdekankan negeri ini? Mungkin yang kita butuhkan sekarang adalah kebesaran hati. Kebesaran hati untuk menerima dan menghormati yang namanya perbedaan. Entah itu perbedaan pandangan, agama, suku, maupun budaya. Jangan karena kita mayoritas, akhirnya menindas minoritas. Jangan karena merasa secara ekonomi lebih, akhirnya menindas yang lemah. Karena sejatinya NKRI ini dibangun di atas perbedaan itu. Itulah kenapa semboyan negara kita adalah "BHINEKA TUNGGAL IKA". Kalau perbedaan itu sendiri sudah tidak ada, berarti lenyaplah juga NKRI itu. Sekali lagi, kemana pikirannya tuh orang-orang ya?
Apa Sih Yang Diperebutkan?
September 30, 2010
Labels:
Ruang Renung
Artikel Terkait Dengan Kategori :
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
17 comments:
Setiap orang memang harus saling meghormati
Menjawab pertanyaan terkait judul artikel ini:
"Menurut saya yang diperbutkan cuma egoisme masing-masing pihak, Gan..!"
Karena ketika egoisme itu kita tahan, rasa saling menghormati itu akan muncul dengan sendirinya.
Yang diperebutkan adalah menjadi yang terkuat dan yang berkuasa. seperti kembali ke hukum rimba saja, padahal ini adalah jaman modern. semuanya manusia itu sama, walau ada beberapa hal yang membuat kita semua berbeda.
Mungkin pikiran mereka sudah direbut oleh tetangga kita juga.
ada unsur politik dan kekuasaan didalemnya. gw juga sedih denger berita kayak gini.
harta tahta wanita..
hahah!
kayagna dunia dah ampir abiss nech
klo tiap makhlukna gbsa ngehargai n nahan emosi mereka I-)
Damailah indonesiaku, jan bacakak juo(jangan bertengkar terus)malu kita pada tetangga.
Berilah kesadaran kepada mereka Ya Tuhan. I Love Indonesia
ya ngapain ribut2 ya. mestinya akur gitu
semoga mereka diberi pencerahan, amin
Gak mudeng sama orang orang kaya begitu, dimana pada nuraninya yak ?
ada apa dengan bangsaku :-r
Lebih baik membangun bangsa dari pada Ribut terus ...
ah gag rakyat gag pemerintah sama2 susah dimengerti :-k
ach keamanan dan ketentraman sudah jadi hal yang bernilai mahal saat ini...
Rakyat kita sangat rentan dengan ulah provokasi dari ulah orang-orang yang tidak mempunyai Nasionalisme, senang dengan kondisi anarkhis. DAMAI INDONESIAKU
semua pada rebutan balung (tulang)
@All : terima kasih untuk kunjungannya dan juga komentarnya. iya nih, saya juga bingung. Kenapa semua masalah harus diselesaikan dengan kekerasan. Padahal kita dikenal sebagai orang timur yang memiliki budaya arif. Kalau begini terus, sebagai bangsa kita malu kepada dunia.
Posting Komentar
Silakan bagi sahabat yang ingin berkomentar, memberi kritik, dan saran sebagai apresiasi dalam tulisan ini. Saya pribadi sangat menghargai dan menghormati apapun bentuk apresiasi yang sahabat berikan. Terima kasih!!