Bilamana hujan datang
aku selalu merasa tenang
ia selayak kekasih lama
yang hilang dan kembali pulang.
Padanya selalu kusandarkan
mimpi mimpi ku
sejuta gelak tawaku
serta desis tangisku.
Terkadang pula kutitipkan rindu.
Seperti halnya pagi ini
ia datang mengetuk pintu
kamarku. Kiranya dilihat
aku bermurung muka. Dan lalu
ia pun berkata, "Kenapa
pula kau tekuk muka seperti itu.
Ayo sini sandar padaku. Cerita.
Usah kau resah. Aku akan menemani
kau sehari ini. Esok dan lusa pula."
Tak sampai dipintanya aku dua kali
aku mendekat dan bersandar.
Di dadanya. Seketika pipi terasa hangat
dan aku pun berucap, "Oh, hujan!
Kekasihku. Berikan aku kecup mu
pada airmataku."
Dukuh Nempan,
pada minggu pertama bulan ini
Januari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 comments:
bukan kecap ya..?
Posting Komentar
Silakan bagi sahabat yang ingin berkomentar, memberi kritik, dan saran sebagai apresiasi dalam tulisan ini. Saya pribadi sangat menghargai dan menghormati apapun bentuk apresiasi yang sahabat berikan. Terima kasih!!